Gerhana Bulan | Jilbab Online

Bulan adalah satelit alam bumi yang dingin, berbatu, tidak memiliki cahaya sendiri tetapi terlihat bersinar karena pantulan cahaya matahari dari permukaannya. Bulan mengorbit bumi setiap 29.5 hari. Selama bulan mengelilingi bumi, berubahnya posisi bulan terhadap matahari menyebabkannya memiliki beberapa fase: Bulan baru, kuartir pertama, bulan purnama, kuartir ketiga, dan fase bulan mati.

Kapan terjadinya?

Gerhana bulan terjadi ketika bulan melewati bagian dari bayangan bumi. Ini hanya dapat terjadi pada waktu bulan penuh/ purnama dan ketika matahari, bumi, dan bulan berada tepat/ sangat mendekati dalam satu garis. Gerhana bulan terjadi paling tidak 2 kali dalam setahun. Yang baru saja lewat adalah gerhana bulan total pada tanggal 3 dan 4 Maret 2007. Yang selanjutnya diprediksi akan datang pada tanggal 28 Agustus 2007 dan akan terlihat di Asia, Australia, Pasifik, dan Amerika, waLlaahu a’lam.

Gerhana bulan dapat dilihat di lebih banyak daerah daripada gerhana matahari. Memang tidak sespektakuler seperti gerhana matahari, di mana siang hari menjadi gelap, namun gerhana bulan berlangsung lebih lama.

Apakah gerhana bulan aman untuk dilihat?

Tidak seperti gerhana matahari, gerhana bulan aman untuk dilihat dengan mata telanjang.

Jika masa revolusi bulan terhadap bumi adalah 29.5 hari, mengapa gerhana tidak terjadi setiap bulan ketika terjadi bulan purnama?

Orbit bulan terhadap bumi sebenarnya sedikit melenceng dari orbit bumi terhadap matahari sekitar 5 derajat. Ini berarti bulan kebanyakan berada di atas atau di bawah bidang orbit bumi. Pada waktu gerhana bulan, seringkali bulan berada di bawah atau di atas bayangan bumi, tidak berada atau mendekati dalam satu garis. Gerhana tidak terjadi. Tetapi sekitar 2-4 kali setahun, bulan melewati sebagiab dari bayangan bumi dan gerhana terjadi.

Shalat Gerhana

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan, “Ketika terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka diserukanlah:

?? ?????? ?????

“Sesungguhnya shalat ini dilakukan secara berjamaah” [1]

Jika orang-orang telah berkumpul di masjid, maka imam shalat dua raka’at bersama mereka sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:

Dari Aisyah radhiyallah ‘anha, dia berkata: “Pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari. Lalu berliau pergi ke masjid dan orang-orang pun berbaris di belakang beliau, kemudian beliau bertakbir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca dengan bacaan yang panjang. Lantas bertakbir dan melakukan ruku’ yang panjang. Kemudian beliau mengucap: ”

??? ???? ??? ????“. Lalu bangkit dan tidak melakukan sujud. Setelah itu beliau membaca bacaan yang panjang, namun tidak sepanjang bacaan yang pertama. Kemudian bertakbir lalu melakukan ruku’ dengan ruku’ yang panjang namun tidak sepanjang ruku’ yang pertama. Setelah itu beliau mengucap: “??? ???? ??? ????, ???? ? ?? ?????” Kemudian beliau sujud. Pada rakaat kedua, beliau melakukan seperti pada rakaat pertama. Hingga beliau juga melakukan empat ruku’ dalam empat sujud dan matahari pun telah tampak kembali sebelum beliau selesai. [2]

[1]Muttafaaq ‘alaihi: Shahih al Bukhari (Fathul Baari)(II/533 no.1045), Shahih Muslim (II/627 no.910), Sunan an Nasa’i (III/136).

[2]Muttafaaq ‘alaihi: Shahih al Bukhari (Fathul Baari)(II/533 no.1046), Shahih Muslim (II/619 no.901(3)), Sunan Abi Dawud (‘Aubul Ma’buud) (IV/46 no. 1168), Sunan an-Nasa-i (III/130).

Maraji’:

wikipedia

http://www.mreclipse.com/Special/LEprimer.html

bbc.co.uk

Panduan Fiqih Lengkap (Jilid 1), ‘Abdul ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi, Pustaka Ibnu Katsir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *