Untaian Hikmah Puasa | Jilbab Online

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Semua amalan anak Adam dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipatnya hingga tujuh ratus kali lipat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ‘Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Yang demikian itu karena dia meningalkan syahwat danmakannya karena Aku.’ Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya. Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah dari bau misk. Dan puasa adalah perisai. Jika salah seorang di antaramu berpuasa maka janganlah ia berbuat keji dan berkata-kata kotor. Jika seseorang mencelamu atau memerangimu, maka katakanlah kepadanya: Sesungguhnya aku seorang yang sedang berpuasa.” (Muttafaq ‘alaihi

Takhrij Hadits:

1. Al-Bukhari. Kitab ash-Shiyam, bab Hal yaquulu Inni Shaaimun idza syutima no.1904

2. Muslim, Kitab ash-Shiyam, bab Fadhlu ash-Shiyam ma’a taqdim qa takhir fi killata ar-riwayatain.

3. At-Tirmidzi, dalam kitab ash-Shiyam.

4. An-Nasa’o

5. Abu Dawud

6. Ibnu Majah

7. Ahmad

8. Malik

9. Ad-Darimi

 

Makna Hadits:

 

Pahala Amal Berlipat Ganda

 

Betapa agung hadits inim, ia menyebutkan berbagai amalan secara umum, kemudian amalan puasa secara khusus dan menyebutkan keutamaan, kekhususan, pahala yang segera diperoleh dan pahala yang dijanjikan. Diterangkan pula hikmah dan maksud puasa, serta perbuatan utama apa saja yang harus dilakukan ketika seseorang berpuasa. Semuanya tercakup di dalam hadits ini.

 

Hadits ini menerangkan dasar umum, bahwa seluruh amal shalih –berupa perkataan dan perbuatan, lahir dan batin, baik yang berkaitan dengan hak-hak Allah ataupun hak-hak para hamba- dilipatgandakan dari sepuluh kali hingga tujuh ratus kali, bahkan sampai tak terhingga. Semua ini menunjukkan keluasan karunia Allah, dan kebaikanNya terhadap para hamba yang beriman. Sedang satu pelanggaran dan penyimpangan dibalas dengan satu sanksi, sedangkan ampunan Allah di atas semua itu. Renungkanlah.

 

Paling sedikit, amal kebaikan dilipatgandakan mulai dari satu menjadi sepuluh. Kadang, amal tersebut dilebihkan lagi karena berbagai sebab. Misalnya, karena kekuatan iman yang beramal, dan kesempurnaan keikhlasannya. Semakin kuat iman dan ikhlas seorang yang beramal, maka pahala amalannya semakin dilipatgandakan.

 

Pelipatgandaan juga bisa terjadi jika amalan itu mempunyai kedudukan yang agung, seperti memberi nafkah untuk berjihad dan mencari ilmu, membuat proyek keagamaan yang bersifat umum, dan amalan-amalan yang butuh banyak curahan kebaikan, kekuatan dan pembelaan guna menghadapi tantangan. Contoh lagi, seperti dalam sabda beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang-orang yang terjebak di dalam gua, kisah orang pelacur yang memberi minum kepada seekor anjing sehingga Allah berterimakasih kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya. Juga seperti amalan yang membuahkan banyak amalan lain, di mana amalan itu lantas ditiru oleh banyak orang atau banyak orang yang bergabung dalam amalnya. Atau seperti pula ketika membela diri dari bahaya yang besar, atau dalam rangka mencapai kebaikan bersama. Bisa juga pelipatgandaanterjadi karena kautamaan waktu pengamalan, tempat pengamalan, atau orang yang beramal di jalan Allah.

 

Kekhususan Pahala Puasa

 

Dalam hal lipat ganda pahala, ibadah puasa mendapatkan pengecualian, dimana amalan ini dikaitkan dengan Allah. Maksudnya, Dia sendiri yang akan membalas orang yang berpuasa semata-mata karena karunia dan kemuliaan-Nya, tanpa memakai ukuran pelipatgandaan yang telah disebutkan untk amalan lainnya. Hal ini adalah suatu perkara yang tidak mungkin ditaksir. Bahkan orang yang berpuasa diberi balasan dengan sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, dan belum pernah terdengar oleh telinga, serta belum pernah terbersit dalam hati manusia.

 

Hikmah pengkhususan ini adalah orang yang berpuasa mendahulukan cintanya kepada Allah atas perkara-perkara yang secara fitrah dicintai jiwanya. Padahal perkara yang ia tinggalkan merupakan perkara yang secara manusiawi dicintai oleh manusia.

 

Oleh karena itu Allah mengkhususkan puasa untuk diri-Nya sendiri, dan menjadikan pahala orang berpuasa di sisi-Nya. Maka bagaimana pendapatmu dengan pahala dan balasan yang dijamin oleh Yang Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha Mulia dan Maha Pemberi nikmat, di mana pemberianNya telah menyeluruh kepada segala yang ada? Maka bagaimanakah dugaanmu dengan perlakuan Allah terhadap orang-orang yang berpuasa dengan ikhlas?

 

Hati orang yang berpuasa penuh kegembiraan dan suka cita dengan amalan yang dikhususkan Allah untuk diriNya. Demikianlah karunia Allah dianugerahkan kepada sipa saja yang dikehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang agung.

 

Sumber: Elfata edisi 12/III/2003

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *