Alangkah Manisnya Dirimu di Tempat yang Haram dan Alangkah Buruknya Dirimu di Tempat yang Halal

Sumber ilustrasi

Tulisan ini kutujukan untuk para suami… Pada setiap rumah tangga kaum muslimin yang mengimpikan biduk rumah tangga mereka berbuah keridhaanNya sehingga mengekalkan hubungan suami istri ke SurgaNya…

Sungguh tak ada akibat yang paling buruk dari bergelimangnya seorang hamba pada dosa dan maksiat melainkan matinya hati.

Musibah diatas musibah jika hati ini telah mati, maka akan melihat hal-hal yang di haramkan ALlah adalah kemanisan adapun yang diharamkanNya menjadi buruk dan menjijikan.

Adalah cerita ini, saya dengar di dalam ceramah seorang Syaikh semoga Allah menjaga beliau…

Seorang suami yang memiliki istri yang dihalalkan untuknya. Akan tetapi karena hatinya telah tertutup dengan syahwat dan maksiat jadilah ia terbiasa dengan zina.

Sang istri berusaha mencari tahu kemana suaminya pergi tiap malam. Ia membuntutinya hingga tahulah suaminya dimana singgah.

Keesokan harinya ketika suaminya bekerja maka ia mengunjungi rumah perempuan itu dan si perempuan yang biasa dizinahi suaminya itu sepakat untuk membantu wanita ini. Ia berkata kepada perempuan itu: “Maukah engkau menolongku? Aku menggantikan posisimu malam ini?”

Perempuan itu bersedia dan menjelaskan tentu saja mudah sekali untuk membantunya, terlebih si suami ini bila menjumpainya selalu memadamkan lampu hingga ia tidak akan mengenali sosok istrinya.

Singkat cerita… Istrinya menggantikan posisi wanita itu pada malam harinya. Dan ia melayani suaminya dimana suaminya mengira ia bermalam dengan perempuan itu.

Dan pada keesokan harinya ketika suaminya kembali kerumah, istrinya menjelaskan bahwa suaminya sebenarnya telah tidur bersama dirinya malam itu, dan bukan dengan perempuan itu.

Tahukah sahabatku, apa jawaban laki-laki itu?

“ALANGKAH MANISNYA DIRIMU DITEMPAT YANG HARAM DAN ALANGKAH BURUKNYA (MENJIJIKANNYA) DIRIMU DITEMPAT YANG HALAL !

Ya Rabb… sahabatku ketika hati ini telah bergelimang dengan dosa dan nafsu syahwat maka kemanisan dan kenikmatan itu akan berada pada segala hal yang diharamkanNya.

Dan kebaikan pada jalan-jalan yang dicintai dan di ridhaiNya merupakan jalan keburukan. Karena hatinya telah mati dan buta, gelap tertutup noda-noda dosa. Hatinya tidak lagi merasa sakit , benarlah apa yang difirmankanNya :

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthoffifin: 14)

Hati itu telah berkarat tertutup oleh dosa dan maksiat.Seorang suami tidak akan lagi mencintai apa yang dihalalkan untuknya dan berpaling untuk memburu hal-hal yang diharamkanNya.

Karena itu merenunglah dan koreksilah diri dan hati, ketika rasa cinta dan kemesraan kepada istri menjadi berkurang bahkan hilang, segeralah bertaubat kepadaNya… Boleh jadi dosa dan maksiat menuntun hati ini untuk membenci apa yang dihalalkan Allah dan menyintai apa yang di haramkanNya.

Kita memohon keselamatan dan kebahagiaan pada setiap rumah tangga kaum muslimin. Aamiin Ya Rabbal Aalaamiin.

Wallahu ‘alam bish-shawwab.

___________________________
Ummu Raihanah, Sydney.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *