Beradablah kepada Allah, Jangan Hinakan atau Rendahkan Saudaramu

Mungkin ketika kita bergaul dengan manusia kita melihat berapa banyak manusia yang kedudukan dunia dan akhiratnya jauh lebih rendah dengan kita.

Hingga terkadang ketika kita melihat hamba Allah yang masih bergelimang dengan dosa dan maksiat terbersit dalam hati dan fikiran kita suatu perasaan betapa buruknya keadaan mereka dan muncul rasa bangga pada diri sendiri bahwa kita ini lebih baik darinya wal iyyadzu billah.

Terlebih para wanita muslimah ketika melihat jilbab mereka masih jauh dari tuntunan syari’at islam maka tak ayal tanpa sadar mencela mereka atau bila tidak keluar celaan muncul perasaan dalam hati bahwa diri ini sangat lebih baik dari mereka.

Beradablah kepada Allah wahai saudaraku… Jangan engkau menghina saudaramu karena kekurangan mereka.

Anda bisa lebih baik dari saudaramu itu semua karena nikmat dan karuniaNya yang telah Allah anugerahkan kepada anda.

Beradablah kepada Allah karena Allah lah yang telah memperbaki keadaanmu.

Sesungguhnya mengejek atau menghina (merasa lebih baik dari hamba Allah yang lainnya) dalam agama kita merupakan DOSA dan KEJAHATAN.

Tidakkah engkau merenung sejenak dan mentadabburi firmanNya, bandingkanlah posisimu saat ini jikalau sekiranya engkau adalah Malaikat tentu engkau tahu Allah menciptakan malaikat tanpa dosa dan maksiat. Malaikat hanya diciptakan Allah untuk beribadah kepadaNya semata. Dan ketika Allah berfirman ingin menciptakan Adam (manusia) maka malaikat berkata:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(Al-Baqarah: 30)

Perhatikan ayat diatas, malaikat merasa LEBIH BAIK karena tugas mereka bertasbih, memuji Allah dan mensucikanNya. Malaikat memberikan penilaian tentang manusia yang isinya hanya keburukan. Allah pun memberikan pelajaran kepada malaikat bahwa Allah lebih Tahu tentang keadaan CiptaanNya.

Dan tentunya pula kita tahu Iblis pun memiliki perasaan yang sama bahwa ia lebih baik dari Adam karena Allah menciptakannya dari Api dan Adam di ciptakan dari tanah.

Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab Iblis, “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (Al-A’raf:12)

Adam alaihis salam yang direndahkan akhirnya Allah angkat derajatnya,yaitu:

  • Disuruhnya sujud Malaikat dan Iblis kepada Adam

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “> Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al-Baqarah:34)

  • Ditempatkannya Adam alaihis salam di surga

Dan Kami berfirman, “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim. (Al-Baqarah:35)

Allah akan mengangkat derajat orang yang dihina dan direndahkan karena itu berhati-hatilah dari perbuatan ini. Agar kita tidak menyesal di kemudian hari.

Maka inilah adab terhadap Allah ketika engkau melihat kekurangan, aib atau cela apakah itu dosa dan maksiat yang dilakukan HambaNya dan engkau menyaksikannya, maka yang harus kita lakukan adalah:

1. Pujilah Allah

Alhamdulillaahil ladzi ‘aafaanii mimmaab talaka bihi wafadhdholanii ‘alaa katsiirin mimman kholaqo tafdhiilan’

Segala puji bagi Allah yang memberi afiat kepadaku terhadap sesuatu yang menimpamu, dan (Allah) telah memberi keutamaan kepadaku di atas banyak makhluk-Nya. Pasti ujian itu tidak akan menimpanya. [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan selainnya. Dihasankan oleh Al-Albâny dalam Ash-Shahîhah no. 602]

Bersyukurlah dengan memuji Allah yang telah menyelamatkanmu dari amal buruk tersebut dan Allah telah memberikan kemuliaan kepada anda melebihi hambaAllah yang lain.

2. Takut dan berdo’alah kepada Allah agar Allah tidak merubah iman dalam hatimu.

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” (Ali Imran:8)

3. Berdo’alah kepada Allah untuknya agar Allah memberinya hidayah (pada hamba Allah yang melakukan dosa dan maksiat) atau bila pada orang yang cacat (tertimpa musibah) agar Allah mengaruniakan kesabaran dan pahala (surga) atas ujian atau cobaan yang di takdirkan untuknya.

4. Nasehatilah (jika engkau mampu dan engkau tahu betul keadaannya) sebagai rahmat untuknya.

Yaitu nasehat yang engkau berikan kepada saudaramu merupakan rahmat menjadi sebab terbukanya hidayah Allah untuknya bukan nasehat yang memojokkan atau menghujat yang akan membuatnya anti pati dengan agama islam yang mulia ini.

Simaklah contoh yang akan membuat hati kita takut dan berlindung padaNya atas segala kejadian yang terjadi dengan ijin dan kehendakNya. Kisah nyata yang bisa menjadi bahan pelajaran bagi kita semua.

Seorang laki-laki Arab yang dikarunia Allah anak-anak yang shalih dan ta’at, mereka para penghafal Al Qur’an (hafizul Qur’an) dan sang ayah yang shalih senantiasa menunaikan shalat lima waktunya di masjid.

Pernah suatu hari ia mencela tetangganya yang melihat anak-anak tetangganya merokok dan berbuat amal keburukan lainnya dengan mengatakan dalam hatinya bahwa sang ayah ini tentu tidak mendidik anak-anaknya dengan baik.

Ia lupa tidak memuji Allah atas nikmat yang telah Allah limpahkan pada keluarganya bahwa semua kebaikan yang ia dapat adalah dariNya. Hingga beberapa waktu kemudian Allah mengganti keadaan keluarganya menjadi buruk sekali, yang tadinya shaleh para penghafal Al Qur’an berubah menjadi ada yang merokok, ada yang ditangkap polisi karena melakukan kejahatan dan lain-lainnya.

Hingga sang ayah menyesali perbuatan yang telah dilakukannya di masa lalu yaitu mencela tetangganya dan merasa dirinya lebih baik dari tetangganya tersebut dan kini ia merasakan poisisi dan kondisi seperti yang dialami tetangganya. Wal iyyadzu billah.

Semoga Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin di manapun mereka berada. Aamiin.

Kita berlindung kepada Allah dari buruknya kejahatan diri kita dan semoga Allah senantiasa memperbaiki keadaan dan keimanan kita setiap waktu hingga kita di jemputNya aamiin.

Sumber referensi :Ceramah singkat Syaikh Abdul Muhsin Al Ahmad yang diringkas dengan beberapa tambahan.

Wallahu a’lam bish-shawwab.

Oleh: Ummu Raihanah Elgafi, Sydney

Catatan: Bisa diklik disini untuk mendengar nasehat lengkap beliau http://safeshare.tv/w/kwKtrXTJKr

Sumber ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *