Sahabat Rasulullah yang Dijamin Masuk Surga

Sahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan beriman dan meninggal dunia dalam kondisi beragama Islam. Dengan demikian, yang termasuk dalam kategori Sahabat adalah mereka orang-orang yang bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan lama bergaul dengan beliau, baik dia meriwayatkan hadits ataupun tidak, pernah ikut berjihad bersama beliau ataupun tidak.

Termasuk pula di dalamnya orang-orang Islam yang pernah melihat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam secara langsung, meskipun dia tidak secara intens bergaul dengan beliau. Namun, orang yang tidak melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena suatu sebab, seperti mengalami kebutaan, juga disebut sebagai Sahabat. Sebaliknya, orang yang pernah bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan kafir dan tidak bertemu lagi dengan beliau setelah dia masuk Islam tidak digolongkan dalam kategori Sahabat. 1

Sepuluh Sahabat yang Dijamin Masuk Surga

Nama-nama sepuluh Sahabat yang dijamin masuk Surga terkumpul dalam satu sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Abu Bakar masuk Surga, ‘Umar masuk Surga, ‘Utsman masuk Surga, ‘Ali masuk Surga, Thalhah masuk Surga, az-Zubair masuk Surga, ‘Abdurrahman bin ‘Auf masuk Surga, Sa’ad bin Abu Waqqash masuk Surga, Sa’id bin Zaid masuk Surga, dan Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah juga masuk Surga.2

Dari Sa’id bin Zaid, ia bercerita; Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Nabi (Muhammad) masuk Surga, Abu Bakar masuk Surga, ‘Umar masuk Surga, ‘Utsman masuk Surga, ‘Ali masuk Surga, Thalhah masuk Surga, az-Zubair masuk Surga, ‘Abdurrahman bin ‘Auf masuk Surga, dan Saad masuk Surga.”

Sa’id pun berkata: “Andaikan aku mau, akan kusebutkan orang yang kesepuluh.” Kemudian Sa’id memberitahukan bahwa orang kesepuluh itu adalah dia sendiri. 3

Sahabat-Sahabat Lain yang Dijamin Masuk Surga

Selain sepuluh sahabat tersebut, terdapat cukup banyak sahabat-sahabat lain yang juga dijamin masuk Surga. Hadits shahih yang berbicara mengenai mereka juga banyak.

1. Mereka yang ikut serta dalam Ba’iatur Ridhwan, yakni ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyah. Jumlah mereka 1.400 Sahabat; namun ada ulama yang menyatakan 1.300 Sahabat, dan ulama lain mengatakan jumlahnya 1.500 Sahabat. Para Sahabat itu tetap berada dalam kebenaran dan konsisten hingga meninggal dunia, semoga Allah meridhai mereka.

2. 70.000 umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang masuk Surga tanpa dihisab.

Dari kitab Shahiihul Bukhari dan Shahiih Muslim terdapat riwayat dari Abu Hurairah; Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Umatku yang akan masuk Surga tanpa hisab berjumlah 70.000 orang. Wajah-wajah mereka bersinar seterang bulan purnama.” ‘Ukasyah bin Mihshan al-Asadi, sambil mengangkat pakaian yang bercorak warna-warni (seperti kulit macam tutup), berdiri. Lantas, Nabi berdo’a: “Ya Allah, jadikanlah ‘Ukasyah salah seorang di antara mereka.” Seorang Sahabat dari kalangan Anshar pun berdiri, lalu dia berkata: “Wahai Rasulullah, do’akanlah agar aku menjadi salah seorang di antara mereka.” Rasulullah berkata: “Kamu sudah didahului ‘Ukasyah.”

Hadits ini diriwayatkan dari banyak jalur, sehingga dapat dipastikan keshahihannya.

‘Ukasyah bin Mihshan sendiri gugur sebagai syahid karena dibunuh oleh Thalhah al-Asadi, orang yang mengaku sebagai Nabi. Tidak lama setelah itu, Thalhah al-Asadi menarik pengakuannya itu dan bertaubat kepada Allah subhanallahu wa ta’ala. Thalhah menghadap Abu Bakar ash-Shiddiq dan masuk Islam, kemudian dia hidup dengan keislamanan yang baik.

3. Fathimah, putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam Shahiihul Bukhari, Shahiih Muslim, dan Musnad Ahmad terdapat riwayat dari ‘Amir asy-Sya’bi dari Masruq dari ‘Aisyah, terkait kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membisikkan sesuatu kepada Fathimah; Beliau memberitahukan kepada putrinya itu bahwa Jibril biasa memeriksa bacaan (hafalan) al-Qur’an sekali dalam setahun. Lantas beliau mengabarkan: “Tahun ini, Jibril memeriksa bacaan al-Qur’anku dua kali. Aku tidak melihatnya selain sebagai tanda bahwa ajalku segera tiba.” Mengetahui hal itu, Fathimah langsung menangis. Beliau pun membisikkan sesuatu dan mengabarkan bahwa dia akan menjadi pemimpin para wanita ahli Surga, dan bahwa dialah anggota keluarga yang pertama menyusul beliau (yakni meninggal tidak lama setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat). Dan, kenyataannya memang demikian.

4. Kaum laki-laki dan kaum perempuan yang masuk Surga.

Dari Anas bin Malik, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

Maukah kalian aku beritahu tentang kaum laki-laki kalian yang masuk Surga?” Para Sahabat menjawab: “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Nabi masuk Surga dan orang yang shiddiq (senantiasa berkata benar dan membenarkan perkataan yang benar) masuk Surga. Demikian pula laki-laki yang mengunjungi saudaranya di suatu pelosok negeri karena Allah, dia juga masuk Surga. Maukah kalian aku beri tahukan tentang kaum wanita kalian yang masuk Surga?” Para Sahabat menjawab: “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Setiap wanita yang penyayang (terhadap suami dan anak-anaknya) lagi subur (memiliki banyak keturunan); yang apabila marah atau disakiti (suaminya) atau dimarahi suaminya, maka dia berkata kepada suaminya “Inilah tanganku berada di tanganmu. Aku tidak akan memejamkan mataku (untuk tidur) hingga engkau ridha kepadaku.”4

5. Orang-orang yang bertakwa.

Dari Jabir bin ‘Abdullah, dia bercerita; Aku mendengar Ummu Mubasysyir bercerita bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda ketika berada di dekat Hafshah:

Tidak akan masuk Neraka, insya Allah, seorang pun yang termasuk dalam orang-orang yang berada di bawah pohon (di Hudaibiyah), yakni mereka yang berbai’at di bawah pohon tersebut.” Hafshah menyela: “Betul sekali, wahai Rasulullah.” Rasulullah pun menghardiknya. Kemudian Hafshah menyitir firman Allah (QS. Maryam: 71): “Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (Neraka). Mendengar ayat ini, Nabi lalu mengutip firman Allah (QS. Maryam: 72): “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (Neraka) dalam keadaan berlutut.5

Sumber tulisan: dirangkum dari buku 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga oleh Muhammad Ahmad Isa (dengan judul asli Al-‘Asyarah al-mubasysyaruuna bil Jannah). Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, Dzulqa’adah 1434 H.

Latar belakang ilustrasi

————————-

Catatan kaki:

1 Al-Ishaabah fii Tamyiizish Shahaabah karya Ibnu Hajar (I/10)

2 Hadits shahih; diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2946) dan Ahmad (no. 1675). Syaikh Ahmad Syakir dan Syaikh al-Albani menshahihkannya.

3 Hadits shahih; diriwayatkan oleh Ahmad (no, 1631). Syaikh Ahmad Syakir menshahihkannya.

4 hadits hasan li ghairihi; diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir. Al-Mundziri berkomentar dalam at-Targhiib wat Tarhiib: “Para perawi hadits ini dijadikan hujjah dalam kitab shahih, kecuali Ibrahim bin Ziyad al-Quraysi. Namun, aku belum bisa menilai apakah dia pantas di-jarh (dilemahkan) atau di-ta’dil (dikuatkan). Matan hadits ini diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Ka’ab bin ‘Ujrah, dan selain mereka.” Al-Albani menyatakan hadits ini hasan li ghairihi dalam kitabnya, Shahiihut Targhiib wat Tarhiib (no. 1941 dan 2580). Lihat pula as-Silsilatush Shahiihah (no. 287) dan 3380) dan Majmu ‘uz Zawaa-id (VIII/174 dan IV/312).

5HR. Muslim (no. 6287), dan dia mencantumkan hadits ini dalam Kitab “al-Fadhaa-il”, Bab “Min Fadhaa-il Ashhaabisy Syajarah Ahl Baiatir Ridhwaan Radhiyallaah ‘Anhum.” Ibnu Majah juga meriwayatkannya (no. 4281).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *