Saudariku, Apa yang Menghalangimu Berhijab ? (III)

E. SYUBHAT KELIMA: TAKUT TIDAK LAKU NIKAH

rn

Sebagian akhawat yang tidak ber-hijab berdalih dengan takut tidak laku nikah rnSyubhat yang dibisikkan setan dalam jiwa sebagian akhawat yang tidak berhijab rnini, pangkalnya adalah perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan rnmenikah kecuali jika dia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan dan rnperhiasan sang gadis. Jika ia berhijab atau memakai cadar, tentu tak ada yang rnbisa dilihat dari padanya, sehingga sang pemuda enggan mengambil keputusan untuk rnmenikahinya.

rn

Ironinya, kepercayaan seperti ini, tidak hanya monopoli para akhawat, tetapi rnjuga merupakan kepercayaan para orang tua, pada akhimya mereka melarang rnanak-anak puterinya memakai hijab. Syubhat ini tidak bisa diterima lewat dua rnalasan mendasar.
1. Penilaian dari Sisi Teori Dasar
Meskipun kecantikan rnmerupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan rnsatu-satunya sebab dinikahinya wanita.Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam rnbersabda:
”Wanita itu dinikahi karena empat hal. Yaitu karena harta, rnketurunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang berpegang teguh rndengan agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu.

rn

Memang demikian yang terjadi. Kaum laki-laki tidak hanya melihat unsur rnkecantikan semata, tetapi ada hal-hal lain yang menyatu dengan kecantikan itu rnatau terlepas darinya, yang dijadikan pertimbangan dalam memilih isteri. Namun rnpara gadis dan orangtua banyak yang menganggap kecantikan adalah segala-galanya. rnAtau setidak-tidaknya menjadikan kecantikan sebagai unsur terpenting, sedangkan rnhal lainnya bisa dikesampingkan. Jelas, jalan pikiran seperti ini bertentangan rndengan naluri manusia.

rn

2. Penilaian dari Sisi Empiris
Bisa jadi sikap gadis-gadis yang biasa rnmemperlihatkan aurat –yang dimaksudkan untuk menawan hati pria– menjadi rnbumerang bagi dirinya. Betapa banyak tindakan itu malah membuat para pemuda rnenggan menikahinya. Sebab bisa saja para pemuda itu beranggapan, jika wanita rntersebut berani melanggar salah satu perintah Allah, yaitu hijab, tidak menutup rnkemungkinan dia akan berani melanggar perintah-perintah yang lain. Karena setan rnmemiliki banyak kiat.

rn

Meskipun terkadang kenyataan yang ada tidak selalu sesuai dengan pendapat rnini, tetapi memang begitulah keadaan mayoritas pemuda kita di zaman rnsekarang.Pemuda yang menyunting gadis ber-hijab, namanya akan menjadi harum, rnmeskipun ia sendiri tidak termasuk orang-orang yang dinilai ta’at menjalankan rnperintah agama.

rn

F. SYUBHAT KEENAM: IA MASIH BELUM DEWASA

rn

Syubhat ini banyak beredar di kalangan orangtua serta sebagian akhawat yang rntidak ber-hijab. Sebenamya anak-anak tersebut sudah memiliki niat memakai hijab, rntetapi kemudian ditunda karena syubhat ini. Karena itu dalih ini lebih pantas rndisebut hawa nafsu daripada syubhat.

rn

Kebanyakan mereka berkata: ”Jangan sampai melarangnya menikmati kehidupan. rnDia toh masih belum dewasa. Dia masih senang dengan pakaian yang indah, bersolek rndengan berbagai macam make up serta masih suka menampakkan kecantikannya. Semua rnini membuatnya lebih berbahagia dan menikmati hidup”.
Kenapa kita melarang rndan menghalangi kebahagiaan justru pada saat umur mereka masih relatif sangat rnmuda?
Kalau kita terlanjur ketinggalan kereta, mengapa kita membuatnya pula rnketinggalan kereta dengan begitu tergesa-gesa?
Menurut pendapat mereka, masa rnbelum dewasa berlangsung hingga anak berumur dua puluh tahun. Karenanya, rnmeskipun ada gadis yang sudah datang bulan pada umur 13 tahun, dia masih rndianggap anak-anak.

rn

1. Nasihat untuk Para Wali
Sesungguhnya para wali, baik bapak atau ibu rnyang mencegah anak-anak puterinya ber-hijab, dengan dalih karena masih belum rndewasa, mereka memiliki tanggung jawab yang besar di hadapan Allah pada hari rnKiamat.
Ketika seorang gadis mendapatkan haidh, seketika itu pula ia wajib rnber-hijab, menurut syari’at. Jika wali gadis itu melarangnya ber-hijab, maka dia rnmendapat dosa besar, dan Allah akan, menanyakan hal itu pada hari Kiamat. Allah rnberfirman:
Artinya:”Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena rnsesungguhnya mereka akan ditanya ”. (Ash-Shaaffaat: 24)
Maksudnya jika ia rnmenyuruh anak puterinya memakai hijab sejak dini.
Nabi ShalIallahu ‘Alaihi rnWasallam bersabda:
”Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu rnakan ditanya tentang yang dipimpinnya…. ””’

rn

Seorang ayah adalah pemimpin pertama dalam rumah tangga. Fada hari Kiamat dia rnakan ditanya tentang masing-masing orang yang ada di bawah rnkepemimpinannya.
Setiap ayah hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri: rn”Berapa banyak para pemuda yang tergoda oleh anak puterinya? Seberapa jauh rnputerinya menyebabkan penyimpangan para pemuda?”

rn

2. Ungkapan Cinta untuk Anak-anak Puteri
Allah sebagai saksi, betapa kami rnamat mengkhawatirkan dirimu akan mendapat siksa Allah. Kami begitu ingin rnmenyelamatkanmu dari segala bahaya yang akan menimpamu, baik di dunia maupun di rnakhirat. Ini adalah kewajiban seorang muslim kepada saudaranya muslim yang rnlain.

rn

Di antara bahaya yang bakal menimpa ukhti yang tidak ber-hijab, baik di dunia rnmaupun di akhirat, adalah seperti disebutkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam rndalam sabdanya:
”Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana rnseperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu-pintu masjid, rnwanita-wanita merekn berpakaian (tetapi) telanjang, di atas kepala mereka rn(terdapat sesuatu) seperti punuk onta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka!, rnsesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat.

rn

Wahai ukhti yang tak ber-hijab! Tahukah engkau makna laknat? Laknat artinya rndijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala.
Dalam hadits tadi, Rasulullah Shallallahu rnalaihi wasalam memerintahkan setiap muslim, agar melaknat tipe wanita seperti rnyang telah disebutkan. Yaitu mereka yang mengenakan pakaian di tubuh mereka, rntapi tidak sampai menutup auratnya, sehingga seakan-akan mereka telanjang. Dalam rnhadits lain Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda:

rn

”Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, aku (sendiri) belum pernah melihat rnmereka, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya rnmereka mencambuki manusia ,~dan para wanita yang berpakaian (tetapi) teIanjang, rnbergoyang-goyang dan berlenggak-lenggok, kepala mereka (ada sesuatu) seperti rnpunuk unta yang bergoyang-goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan rntidak mendapatkan baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak rnperjalanan sekian dan sekian ”.(HR.Muslim)
Dalam hadits tersebut terdapat rnsifat-sifat secara rinci tentang golongan wanita ini, yaitu:
1. Mengenakan rnsebagian pakaian, tetapi dia menyerupai orang telanjang, karena sebagian besar rntubuhnya terbuka dan itu mudah membangkitkan birahi laki- laki, seperti paha, rnlengan, rambut, dada dan lain-lainnya. Juga pakaian yang tembus pandang atau rnyang amat ketat, sehingga membentuk lekuk-lekuk tubuhnya, maka ia seperti rntelanjang, meski berpakaian.

rn

2. Jalannya lenggak-lenggok dan bergoyang, sehingga membangkitkan nafsu rnbirahi.

rn

3. Kepalanya tampak lebih tinggi, sebab ia membuat seni hiasan dari bulu atau rnrambut sintetis, karena tingginya, ia seperti punuk onta.

rn

Hadits tersebut juga menjelaskan hakikat golongan wanita yang tidak masuk rnsurga, bahkan sekedar mencium bau wanginya pun tidak, padahal rahmat Allah rnmeliputi segenap langit dan bumi. Belum lagi Rasulullah Shallallalhu ‘Alaihi rnWasallam yang menyuruh kaum muslimin agar melaknat mereka. ”Laknatlah mereka, rnsesungguhnya mereka adalah wanita terlaknat”.

rn

Kami tidak menginginkan,selain kebaikan bagi anda Kekhawatiran kami kepada rndiri anda, mendorong kami berharap dari lubuk hati kami yang terdalam, untuk rnmenjauhkan anda dari segala yang tidak disenangi. Semoga Allah mengisi hati anda rndengan cahayaNya yang tidak pernah padam, lalu anda menang dalam pertarungan rnmelawan setan, jin dan manusia. Selanjutnya anda berketetapan melepaskan jeratan rndan memerdekakan diri dari tawanan hawa nafsu, menuju alam kebebasan, kemuliaan, rnkehormatan, ketenangan dan alam kesucian.

rn

3. Apakah Engkau Menjamin Umurmu Masih Panjang?
Wahai ukhti yang tidak rnber-hijab! Engkau tidak mau berhijab dengan dalih masih belum dewasa, apakah rnengkau dapat menjamin umurmu panjang beberapa saat lagi? Apakah engkau tahu, rnatau seseorang mengabarkan padamu tentang kapan engkau bakal mati?
Jika rntidak, maka boleh jadi kematian akan menjemputmu setelah setahun, sebulan, rnseminggu, sehari, sejam atau sedetik kemudian. Semua itu serba mungkin, selama rnkita tidak tahu kapan ajal kita akan datang.

rn

Wahai ukhti, kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sakit, tidak pula rnorang yang lanjut usia saja, tetapi juga orang-orang yang sehat walafiat, orang rndewasa, pemuda bahkan sampai bayi yang masih menetek di pangkuan ibunya. Banyak rncontoh yang bisa dipaparkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *