Manfaat Doa dan Dzikir (Mengingat Allah) – Bag.2

Sumber ilustrasi

Manfaat do’a dan dzikir banyak sekali, bisa mencapai seratus lebih. Kami sebutkan sebagian di antaranya:

1. Membuat hati menjadi hidup.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Dzikir bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka bagaimana keadaan yang akan terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air?”

2. Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan santapannya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapannya.

Suatu kali, kami (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah) menemui Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang sedang melaksanakan shalat Shubuh. Seusai shalat, ia berdzikir kepada Allah hingga hamper pertengahan siang.

Pada saat itu, ia menoleh ke arahku seraya berkata: “Inilah santapanku. Andaikan aku tidak mendapatkan santapan ini, tentu kekuatanku akan hilang.” Syaikhul Islam juga pernah berkata kepada kami: “Aku tidak akan meninggalkan dzikir, kecuali dengan niat memang itulah yang dikehendaki oleh jiwaku atau karena aku ingin istirahat. Istirahat ini artinya persiapan bagiku untuk melakukan dzikir berikutnya”.

3. Membersihkan hati dari karatnya. Segala sesuatu ada karatnya dan karat hati adalah lalai dan hawa nafsu. Sedangkan untuk membersihkan karat ini adalah taubat dan istighfar.

4. Menghapus kesalahan dan menghilangkannya. Dzikir merupakan kebaikan yang paling agung. Sementara kebaikan dapat menyingkirkan keburukan.

5. Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang yang lalai tentu akan dihantui kerisauan antara dirinya dengan Allah, yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan dzikir.

6. Takbir (Allaahu akbar), tasbih (Subhaanallaah), tahmid (Alhamdulillaah) dan tahlil (Laa ilaaha illallaahu) yang diucapkan hamba saat berdzikir akan mengingatkannya saat dia ditimpa kesulitan.

7. Hamba yang mengenal Allah dengan cara berdzikir di saat lapang, menjadikan dirinya tetap mengenal-Nya saat menghadapi kesulitan, dan Dia akan mengenalnya di saat ia mengalami kesulitan.

8. Berdzikir kepada Allah merupakan banteng yang kokoh dari keburukan-keburukan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan diri dari adzab Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Mu’adz bin Jabal:
“Tidak ada amal yang dilakukan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari adzab Allah, selain dari dzikir kepada-Nya”.[1]

Wallaahu a’lam.

Disadur dari buku “Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah yang Shahih” oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.

Catatan Kaki:

[1] HR. Ahmad V/239 dan at-Tirmidzi no. 3377 dan Ibnu Majah no. 3790, shahih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *