Adab Menjenguk dan Menemani Orang Sakit (bagian 2)

Sumber ilustrasi

1. Bertanya kepada yang sakit tentang keadaannya.

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata: “Pada saat Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, Abu Bakar dan Bilal menderita sakit. Lalu aku menjenguk keduanya. Aku bertanya: ‘Wahai Ayahku bagaimana keadaanmu?’ Dan aku berkata, ‘Wahai Bilal. Bagaimana keadaanmu?’”1

2. Berdo’a dengan kebaikan bagi orang yang sedang sakit.

Dalam hadits Ummu Salamah radhiyallaahu ‘anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Apabila kalian mendatangi orang yang sedang sakit atau meninggal maka katakanlah yang baik, karena para Malaikat mengaminkan apa yang kalian katakan.”

Ummu Salamah berkata: “Pada saat Abu Salamah meninggal dunia, maka aku mendatangi Nabi dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, Abu Salamah telah meninggal dunia.’ Lalu Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam bersabda (mengajarkan do’a kepadaku):

‘Allahummaghfirlii wa lahu wa a’qibnii minhu ‘uqbaa hasanah’ (Ya Allah ampunilah aku dan dia. Dan berikanlah bagiku pengganti yang baik.’

Lalu Allah memberikan ganti yang lebih baik bagiku (daripada Abu Salamah), yakni Muhammad shallalaahu ‘alaihi wa sallam.2

3. Berdo’a bagi orang yang sakit tersebut dengan do’a yang telah disyariatkan.

Diantaranya seperti:

“‘Laa basa tohuurun. Insyaa Allaah’ (Tidak mengapa, semoga menjadi pembersih (dari dosa), insyaAllah.”3

“’Asalullaahal ‘adhiim robbal ‘arsyil adhiim inyasyfiyaka (7x)’ (Aku mohon kepada Allah Yang Mahaagung, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, agar menyembuhkanmu.” (7x)4

4. Meletakkan tangan di atas tubuh orang yang sakit tersebut dan membaca:

“Bismillah (Dengan Nama Allah)”.5

5. Meruqyah orang yang sakit:

–          Menyentuhnya dengan tangan kanan sambil membaca:

‘Adzhibilbaasa robbannaasi wasyfi antasysyaafii laa syifaa a illaa syifaa uka syifaa anlaa yughoodiru saqomaan’ (Hilangkanlah penderitaan ini, wahai Rabb manusia, dan sembuhkanlah, karena Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan dari-Mu, yakni kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.)

Atau dengan membaca:

‘Azdhibilbaasa robbannaasi biyadikasysyifaa u laa kaasyifa lahu illaa anta’ (Hilangkanlah penderitaan ini, wahai Rabb manusia. Di Tangan-Mu kesembuhan. Tidak ada yang menghilangkan (penyakit) ini kecuali Engkau)6

–          Meruqyahnya dengan membaca do’a yang dibacakan Jibril ‘alaihissalam kepada Nabi shallalaahu ‘alaihi wa sallam.

Diriwayatkan dari Abu Sa’id bahwa Jibril mendatangi Nabi shallalaahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, “Wahai Muhammad, apakah engkau menderita sakit?” Nabi shallalaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Benar.” Maka Jibril mengucapkan:

‘Bismillaahi arqiika minkulli syaiin yukdziika min syarri kulli nafsin aw ‘ayni khaasidin, Allahu yasyfiika, bismillaahi arqiika’ (Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari setiap kejahatan jiwa atau mata yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu. Dengan Nama Allah aku meruqyahmu.”7

 

Disadur dari buku “Bimbingan Rohani untuk Orang Sakit” oleh Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah terbitan Pustaka Ibnu ‘Umar.

Catatan Kaki:

1 HR. Al-Bukhari

2 HR. Muslim, dan yang lainnya.

3 Al-Bukhari dalam Fathul Baari (X/118)

4 “Tidaklah seorang hamba Muslim mengunjungi orang sakit yang belum datang ajalnya, lalu membaca sebanyak tujuh kali: … (do’a yang tadi), kecuali ia pasti disembuhkan.” At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan lihat Shahiih Sunan at-Tirmidzi (II/210) dan Shahiihul Jaami’ (V/180).

5 Ibnu Hajar radhiyallahu ‘anhu berkata di dalam kitab Fathul Baari, kitab al-Mardhaa, bab Wadh’ul Yadu ‘alal Mariidh, “Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dengan sanad yang baik.”

6 HR. Muslim, kitab as-Salaam, bab Istihbaabu Ruqyatil Mariidh.

7 HR. Muslim, kitab as-Salaam, bab ath-Thibb wal Maradh war Ruqaa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *