Ingin Hidup Lebih Lama, Jangan Mencium Bau Makanan

Ini adalah hasil gawe iseng dari orang-orang barat sono. Adalah tim dari College of Medicine di Houston, Texas yang diketuai Scott Pletcher yang menyimpulkan demikian.Sebagaimana diketahui, makan sedikit dapat memperpanjang masa hidup hewan, walaupun dengan konsekwensi hewan tersebut harus menggunakan cadangan makanannya untuk bertahan hidup. Hal ini memang aneh, namun yang lebih mencengangkan adalah bahwa lalat buah memiliki sesuatu yang lebih hebat lagi. Penelitian terbaru menemukan bahwa lalat buah dapat memperpanjang masa hidupnya hanya dengan tidak mencium makanan.

Lho, bagaimana itu bisa terjadi ? hal ini terjadi kemungkinan besar lalat menggunakan indera penciumannya untuk menentukan seberapa kaya lingkungan yang ditempatinya, dan seberapa perlu dia merubah proses pendistribusian sumber energinya (jika lingkungannya tidak memungkinkan).
Lalu, apa hubungannya dengan masa hidup lalat ? Pada suatu penelitian terhadap hewan percobaan, ditunjukkan bahwa hewan yang dibatasi makanannya, secara umum lebih panjang umur daripada hewan yang hidup dengan banyak makanan. Tidak ada yang tahu tentang hal ini. Satu teori mengatakan bahwa kemungkinan ketika terjadi masa paceklik (tidak ada makanan), hewan tersebut menyalurkan sebagian besar sumber energinya untuk aktivitas sehari-hari dan tidak menggunakannya untuk reproduksi. Hal inilah mungkin yang akan memperlama masa hidup.

Namun Scott Pletcher berpendapat lain. Dari hasil penelitiannya, dia mengambil kesimpulan bahwa yang menyebabkan hal tersebut adalah bau. Menurutnya, bau adalah faktor utama yang menentukan panjang umur hewan-hewan tersebut. Dia mengatakan, “Kita ingin melihat apakah kita dapat menggunakan bau menyengat untuk menarik lalat agar berfikir bahwa lingkungannya penuh dengan makanan, padahal sebenarnya di lingkungan tersebut tidak ada makanan “.

Ketika suplay makanan untuk lalat percobaan dikurangi setengah dari biasanya, ternyata lalat tersebut lebih panjang umurnya sampai 20 % (dari 41 hari menjadi 50 hari). Sebaliknya, ketika lalat lapar dilepaskan ke tempat yang mengandung banyak ragi dengan bau yang menyengat, ternyata lalat tersebut kehilangan 1/3 dari masa hidup normalnya. Akan tetapi, kemudian diketahui pula bahwa bau ragi ternyata tidak memiliki efek pada perubahan masa hidup lalat yang kenyang.

Dari hasil diatas, tim tersebut menduga bahwa lalat yang tidak memiliki indera penciuman juga bisa hidup lebih lama, karena dia tidak mencium bau makanannya yang ada di lingkungan. Untuk membuktikan hal ini, tim inipun meneliti lalat buah mutan (hasil mutasi) yang tidak mempunyai indera penciuman. Seperti diduga, lalat tersebut hidup lebih lama daripada lalat normal (sekitar 40 % – 50 %) padahal dua-duanya diberi makanan yang sama, dan dua-duanya sama-sama kenyang.

Namun seorang evolusionis dari Yunani yang bernama Daniel Promislow mengatakan bahwa hal tersebut sulit untuk diterima akal, dia menduga bahwa perubahan masa hidup pada lalat tersebut bukanlah karena dia tidak mencium makanan, tapi lebih disebabkan oleh adanya senyawa racun yang dikeluarkan ragi sehingga menyerang sistem fisiologis tubuh lalat yang pada akhirnya menyebabkan pengurangan masa hidupnya.

Promislow juga mengatakan bahwa hewan percobaan cukup berbeda dengan hewan liar. Karena hewan percobaan yang ada di laboratorium mungkin sudah diseleksi agar dapat bereproduksi (berkembang biak) lebih cepat. Jadi, efek pembatasan kalori (makanan) pada lama hidup lalat adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan.

Untuk manusia, fakta-fakta bahwa sedikit makanan berarti memperpanjang umur, hanyalah anekdot (kelakar), walaupun hal ini tidak menghentikan sebagian orang untuk membatasi makanannya agar dapat panjang umur. Jika penelitian ini memang ada hubungannya dengan manusia, maka lewat warung roti bakar dengan bau yang harum merupakan suatu hal yang harus dihindari, karena hal ini akan memperpendek umur. Atau jika anda ingin panjang umur, maka hendaklah menutup hidung ketika anda makan.

Tentunya hal ini hanyalah sekedar kelakar belaka, karena susunan tubuh lalat dengan susunan tubuh manusia sangatlah berbeda. Bahkan kita juga tidak perlu memikirkan apakah hal tersebut bisa berpengaruh pada manusia atau tidak. Karena kita semua tahu, bahwa hidup kita di tangan Allah dan jika ajal sudah datang, maka tidak akan dapat dielakkan atau ditunda.

Panjang umur yang benar adalah, meskipun kita sudah meninggal, namun nama kita terus dikenang karena kebaikannya. Inilah definisi panjang umur yang sebenarnya, bukankah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga meninggal pada usia 63 tahun, namun namanya terus hidup sampai sekarang bahkan sampai masa yang akan datang.

Diambil dan diterjemahkan dari : www.nature.com /news dengan perubahan seperlunya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *